Rabu, 08 Juli 2015

Tingkat Sekolah Setiap orang tua menginginkan anaknya untuk menjadi anak yang pintar,baik,sopan dan berbakti kepada orang tua, tak terkecuali bisa membanggakan kedua orang tuanya. Orang tua menyekolahkan anaknya mulai dari TAMAN KANAK-KANAK (TK), SEKOLAH DASAR(SD), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA(SMP), kadang ada yang melanjutkan kejenjang SMA dan juga ada yang berhenti, tapi di zaman sekarang banayk anak yang melanjutkan kejenjang SMA, Sebelom memasuki awal bangkau sekolah anak sudah diajari orang tuanya banyak hal, seperti mengenalkan huruf hingga si anak bisa bicara dan membaca kata-kata yang dia lihat dimanapun, dia juga diajari mengenal angka dan berhitung,dan lainnya yang ia lihat. Saat duduk dibangkau TK anak mulai membaca,berhitung,mengenal hewan,berenyanyi seperti halnya yang pernah diajari orang tuanya saat dirumah, karena guru pertama untuk anak adalah ibu, karena orang tua mengajari dengan lembut dan kesabaran yang dditaman untuk mendidik karakter anak kelak, tanpa ada kata lelah,bosan, tapi yang tercurah hanya kasih sayang yang indah. Sehingga anak bisa menyeimbangkan belajarnya dirumah dan di sekolah, jika dirumah ia belajar dengan pelah,d an di sekolah tinggal mendalami apa yang diajarkan guru seperti apa yang diajarkan orang tuanya dirumah, sehingga anak lebih nyaman untuk belajar. Memasuki skolah SD anak mulai belajar yang lebih tinggi lagi, mereka mulai menyesuaikan diri dengan temannya yang ia ajak main setiap harinya, dia mulai mengerti apa yang harus ditinggalkan, seperti makan, ia mulai makan sendiri, dan SEKOLAH DASAR juga mengajari anak untuk mengenalkan sesuatu yang baru, mereka mulai aktif saat bermain, bahkan kadang lupa waktu yang harus ia jalankan seperti biasa dikarenakan sangat asyik untuk bermain dengan teman, itulah anak-anak yang menik mati masa kecilnya, tapi kenapa ada anak yang dibunuh, padahal zaman sekarang sudah ada perlindungan anak. Sekarang tidak ada zamannya lagi untuk perang, negara sudah merdeka, lalu kenapa anak itu harus dibunuh, padahal ia belom tau apa-apa, belum memiliki dosa bahkan dia belum mengetahui tujuannya untuk hidup. Yang ia tau hanya bermain dengan teman dan belajar. Mulai memasuki dunia puber, dunia dimana anak mulai dewasa, mulai mengenal apa yang belom pernah ia lihat, masa keluar dari masa kanak-kanak, dia mulai mencoba-coba yang belom pernah ia lakukan, yang sebelommnya tidak tau tentang menyukai lawan jenis, yang biasa dirumah tapi mulai mencoba untuk keluar rumah, dia mulai menyesuaikan dengan remaja yang ada disekitarnya, mulai belajar dan mencoba-coba, sesuatu. Apa lagi anak perempuan yang mulai memperlihatkan beautynya, sesudah mandi yang biasanya main sekarang dandan dan lainnya. Usia bertambah maka pengalaman pun bertambah, saat mulai memasuki dunia SMA anak mulai mengatur pola makan, memoles wajah dan merawat tubuh agar selalu terlihat ramping jika dilihat orang, masa SMA adalah masa yang sangat bodoh, anak jarang belajr mungkin dia akan belajar jika mau ada ulangan atau ulangan tengah semester, dia menghabiskan dengan bercanda dan berhubungan dengan temannya, kenapa dibilang bodoh? Karena dia selau kontak dengan teman, padahal pagi sudah bertemu dengan temannya hingga setengah hari, kenapa saat sesampai dirumah masih bertany “gimana kabar kamu? Kamu lagi ngapain?” hingga malam hari, bahkan sampai hpnya mati atau dia sudah tertidur, padahal saat disekolah ia tidak menanyakan, padahal saat disekolah tinggal bicara tanpa harus mengetik dan menghabiskan pulsa, sangat heran, dulu orang jiak mengngirim surat harus menunggu beberapa hari, tapi sekarang hanay 1 menit, bahkan hanay beberapa detik langsung bisa sampai, tapi begitu mudahnya, maka banyak orang yang memfoya-foyakan karena dia punya, padahal hp hanya untuk komunikasi sebagai pengganti surat, tapi orang selalu bersifat iri dan selalu ingin memiliki seperti apa yang dimiliki temannya yang lain. Itulah manusia. Selanjutnya kejenjang kuliah, sekarang kuliah sangat mudah untuk yang memiliki uang banayak dan berprestasi, kadang ada orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya kejenjang kuliah, agar anaknya kelak bisa kerja, mapan dan hidup dengan baik tidak sepertinya yang tidak sekolah, yang hidupnya susah, tapi tak semua anak mau, ada beberapa anak yanga mau dan juga ada anak yang tidak mau, jika anak yang mau dia pasti fakus dan berusaha untuk membanggakan orang tua kelak, untuk merubah nasibnya, tapi ada yang mau tapi hanya untuk sekedar paksaan dari orang tuanya saja, dihati ia sangat malas, tapi ada anak yang ingin kuliah tapi orang tuanya tidak mampu untuk menyekolahkannya kejenjang yang tinggi. Sehingga semangat sekolahnya terputus. Padahal ia selalu melakukan dengan cara pa pun melalui jalur apapun agar ia bisa kuliah, kenapa orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya tidak mau sekolah, kenapa ia tidak menyekolahkan anaknya orang lain yang semangat kuliah? Apa mereka takut jiak ia dilupakan, dan ia takut jika dibilang orang yang tidak adil dengan anaknya sendiri, jika aku yang emngalami aku hanya berkata”karena anak aku tidak mau disekolahkan” maka orang yang bertanya pasti anak diam dan tidak bertanya. Memnag dunia ini sangatlah adil, jika semua orang mampu untuk menyekolahkan anaknya maka tidak ada orang yang miskin, tidak ada orang yang diaksihani, tidak ada orang yang dikasih harta, terus apa harus terdiam bagi anak orang miskin yang tidak memiliki kesempatan untuk sekolah kejenjang yang tinggi, tapi jika semua orang dikasih kesempatan untuk kuliah bagi orang miskin maka semua orang akan mengikutkan anaknya untuk sekolah ditempat yang gratis. Padahal ia mampu, jiak untuk makan dan membeli baju ia selalu mampu untuk membeli, tapi kenapa jika untuk membeli ilmu mereka sangatlah sangat sayang, padahal ilmu juga bisa ditularkan untuk diajarkan buat anaknya kelak. Tapi ada anak yang bisekolahkan orang tuanya hingga menjadi sarjana yang berpendidikan tinggi, hingga memiliki pekerjaan yang layak, pekerjaan yang mudah, tetapi ia lupa dengan orang tuanya yang dari kecil sudah menyekolahkan hingga dewasa tanpa menyerah dan membabankan anaknya, tapi saat orang tua sudah tidak mampu untuk bekerja dan mengandalan anak, sedangkan anak sudah lupa dengan orang tua, lalu kepada siapa orang tua meminta kalao tidak kepada anak, bahkan sangat lembur kerja sampai ia melupakan ibadahnay kepada tuhannya ynag telah memberinya semua selama ini, dan orang tua yang selalu mendo’akannya setiap waktu ia berhadap pada yang diatas.sungguh keterlaluan jika anak melakukan orang tua seperti itu, apa itu sangat pantas buat seorang anak kepada orang tua. Hanay pelajaran hidup yang bisa menyadarkan kita semua kejalan yang baik. Itulah kehidupan manusia yang sangat serakah, jika ia memiliki barang yang tidak sama dengan temannya yang mewah maka ia akan meminta dan membeli, dan terus tanpa ada batas, padahal banayk orang yang masih banyak dan sangat kekurangan dibawahnya.tak lama pasti semua akan ia tinggalakan kelak ia mati.