Sabtu, 25 April 2015

donload lagu mp3

radit





Raditya Dika (lahir di Jakarta, 28 Desember 1984; umur 30 tahun[1]), akrab dipanggil Radith, adalah seorang penulis asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller.[1] Buku tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat kuliah di Australia.[butuh rujukan] Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai genre baru.[butuh rujukan] Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi.[1] Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay).[1]

Daftar isi

Karya

Karya pertama yang mengangkat namanya adalah buku berjudul Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005).[2] Buku ini menceritakan kehidupan Radith ketika masih berkuliah di Adelaide, Australia.[butuh rujukan] Cerita yang dibawakan Radith adalah kisah-kisahnya sebagai pelajar Indonesia yang berkuliah di luar negeri.[3] Buku ini ditampilkan dalam format diary (buku harian).[butuh rujukan] Seluruh cerita dalam karyanya tersebut berasal dari blog pribadi terdahulu milik Radith, www.kambingjantan.com, yang sekarang menjadi www.radityadika.com.[1]
Buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus, diterbitkan pada tahun 2006.[4] Hampir sama dengan buku sebelumnya, cerita-cerita dalam buku ini berasal dari kisah keseharian Radith.[4] Namun, buku kedua ini menggunakan format cerita pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman cinta Radith yang sepertinya selalu tidak beruntung.[4] Isi dari buku ini meliputi kisah dari sewaktu Radith mengirim surat cinta pertama ke teman saat SD, hingga pengalaman Radith memerhatikan kucing Persia-nya yang jatuh cinta dengan kucing kampung tetangganya.[4]
Buku ketiganya yang berjudul Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007.[5] Buku ketiga ini mengisahkan Radith yang pernah menjadi badut Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu saat Radith dikira hantu penunggu WC, sampai cerita mengenai kutukan orang NTB.[5] Sementara, buku keempatnya berjudul Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang terbit pada bulan April 2008.[1]
Ia juga bermain dalam film yang diangkat dari pengalaman hidupnya, Kambing Jantan: The Movie.[6] Pada pertengahan bulan November 2009, melalui situs resminya, Radith mengumumkan bahwa buku kelimanya yang berjudul Marmut Merah Jambu akan segera terbit dengan jadwal edar sementara pada bulan Desember 2009.[1] Namun pada pertengahan bulan Desember silam, Radith kembali lewat situs resminya menyatakan bahwa buku kelimanya tersebut masih mengalami sedikit perubahan dan juga penambahan cerita pada beberapa bagian, sehingga kemungkinan besar penerbitan buku tersebut akan mundur beberapa waktu.[1] Melalui situs resmi pribadinya pada bulan Oktober 2011 ini Raditya Dika juga mengumumkan bahwa bukunya yang berjudul Manusia Setengah Salmon akan segera terbit tanggal 24 Desember 2011. Di situs itu Raditya Dika membuat countdown pada blognya agar para penggemarnya ingat tanggal terbit buku Manusia Setengah Salmon.

Perjalanan dan pemikiran

Raditya Dika dalam sebuah acara talkshow.
Radith mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award.[7] Radith juga pernah meraih Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari Indosat.[7] Dari pengalaman itu, ia mencetak tulisan-tulisannya di blog kemudian ia menawarkannya ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai buku. Awalnya banyak yang menolak, tapi kemudian ketika ia ke Gagasmedia, sebuah penerbit buku, naskah itu diterima, meski harus presentasi dahulu.[1]
Radit sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama (mainstream).[butuh rujukan] Ia tampil dengan genre baru yang segar.[1] Yang membuat ia berbeda dari penulis lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setap bukunya. Dari buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang.[butuh rujukan] Bagi Radith, ini adalah selling point-nya.[1]
Menurutnya, sebagai penulis tetap harus memiliki inovasi.[butuh rujukan] Sebenarnya, pada bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku.[butuh rujukan] Ini, menurut Radith, adalah risiko masuk dalam genre baru.[butuh rujukan] Radith kemudian gencar berpromosi di blog yang ia kelola.[1] Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).[1] Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya itu kemudian dikirim ke Radith.[butuh rujukan] Jadilah ini sebuah strategi pemasaran yang bisa mengelola pembaca sebagai target pasarnya.[1] Menurut Radith, dalam menulis, tidak serta-merta setelah buku terbit, urusan selesai.[butuh rujukan] Kemudian, pemasaran diserahkan kepada penerbit.[1]
Sebaliknya, penulis seharusnya juga menjadi pemasar bagi bukunya sendiri karena sebenarnya penulis juga seniman.[butuh rujukan] Penulis yang kreatif akan menjadikan bukunya sebagai produk yang baginya harus bisa laku di pasaran.[butuh rujukan] Meskipun pada dasarnya buku adalah bukan barang komersial, tetapi memandang buku sebagai sebuah produk berilmu yang pelu dipasarkan adalah sebuah hal yang perlu dilakukan saat ini.[1]
Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan.[1] Menurut Radith, hambatan bukan hanya dari industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang sifatnya diagonal.[butuh rujukan] Artinya, lawan dari industri buku bisa jadi bukan industri buku lain tapi industri lain yang sebenarnya tidak berhubungan sama sekali seperti hiburan (entertainment), makanan, dan lain-lain.[1] Sebagai contoh, bila ada anak muda memiliki uang 50.000 rupiah, belum tentu ia akan membelanjakannya untuk buku.[butuh rujukan] Bisa jadi uang itu digunakan untuk menonton film di bioskop atau membeli makanan cepat saji.[butuh rujukan] Dan yang jelas, buku bukan pilihan utama.[1]
Bagi Radith hal ini memang sudah lazim.[butuh rujukan] Yang perlu dilakukan adalah terus berkreasi dan bertindak kreatif.[1] Baginya, kompetisi yang ada adalah kunci untuk berinovasi.[butuh rujukan] Tekanan kompetitor bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan ide-ide baru dan menggali kemampuan.[1]
Radith kini meneruskan studinya di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Indonesia. Selain itu, kini ia berkarier di penerbit buku Bukune,Radith bertindak sebagai direktur juga sebagai direktur dan pemimpin redaksi. Tepat pada hari ulang tahunnya Raditya merayakannya bersama ratusan penggemarnya RDL (Raditya Dika Lovers) di Taman Mini Indonesia Indah.[1]
Berkat adanya Raditya Dika, komedi tunggal Indonesia tidak lagi kuno. Ia memiliki prinsip bahwa Komedi itu sebagian dari hidupnya. Karena komedi bisa membawa karirnya ke jenjang yang lebih baik.

Pendidikan

Karya tulis

Novel

Komik (bersama Adriano Rudiman)

Filmografi

Film

Pemeran

Penulis skenario

Sutradara

Sitkom

Acara TV

Iklan

Beberapa iklan TV yang pernah ia bintangi adalah:

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v "Raditya Dika: "Binatang" adalah Identitas Saya". Majalah Innovation Indonesia, Edisi 002/ Agustus 2009
  2. ^ Raditya Dika, diakses pada 8 Februari 2008
  3. ^ Dika, Raditya. 2005. Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh. Jakarta: Gagasmedia.
  4. ^ a b c d Dika, Raditya. 2006. Cinta Brontosaurus. Jakarta: Gagasmedia.
  5. ^ a b Dika, Raditya. 2007. Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa. Jakarta: Gagasmedia.
  6. ^ Rudi Soedjarwo Angkat Blog Ke Layar Lebar, 8 Februari 2008
  7. ^ a b "Tiga Peraih Online Inspiring Award". http://teknologi.vivanews.com/news/read/122453-tiga_peraih_online_inspiring_award_2009. (diakses 6 April 2010)

Pranala luar

Sabtu, 18 April 2015

grafik

grafik

resep makanan

Biografi R.A Kartini - Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).

Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.. Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang

Sabtu, 11 April 2015

nama: dikta

Pradikta Wicaksono (Dikta Yovie And Nuno)

Sejarah Dikta sebelum Masuk Yovie And Nuno:
            Sebelum masuk ke dalam Grup Band Ini Dikta mengawali rutinitas mencuci mobil di inti rumah.Saat Itu Dikta ditawari oleh tetangganya Hdi Mulyono (Promotor yang suka menangani konser Kahitna) .Kurang lebih percakapan nya begini:
"Ta, kamu mau ikutan audisi Yovie Widianto nggak?"
"Audisi apaan tuhh .... ??" jawab Dikta.
"Si Yovie lagi nyari Vokalis Nih ...!" Ucap Hdi.

super junior

WowKeren.com - Sabtu (4/4) adalah hari yang paling ditunggu-tunggu bagi para penggemar . Pasalnya, hari ini SuJu berulang tahun yang ke-28. ELF (sebutan fans SuJu) kemudian beramai-ramai merayakan ultah Eunhyuk dengan kado yang spesial.

Eunhyuk pun dengan bangga mengungkap kejutan yang didapatnya dari para ELF. Lewat akun Instagramnya, pelantun "MAMACITA" ini mengunggah beberapa foto yang menampilkan "hadiah spesial" dari ELF.



Lewat akun @eunhyukee44, Eunhyuk memamerkan berbagai ucapan selamat ulang tahun dari ELF yang berada di Jepang dan Tiongkok. Para penggemarnya ini membeli iklan bergambar wajahnya yang berada di beberapa stasiun di Negeri Sakura.

"Oh, oh, wajah Eunhyukie ada di mana-mana di Jepang. terima kasih," tulis Eunhyuk. "Aku lahir di bulan April. Jadi, tetaplah berada di sisiku #thankyou."

Usut punya usut, ini adalah proyek yang dibuat oleh fansite Eunhyuk di Jepang dan Tiongkok. Fansite Eunhyuk yaitu "PureHyuk" dan "WannaBe", membeli iklan di stasiun Guro Digital Complex. Sedangkan fansite Tiongkok "WithEunhae" menempatkan iklan tersebut di stasiun Euljiro.

Sementara itu, tak hanya lewat iklan-iklan di stasiun, ELF juga merayakan ultah Eunhyuk di Twitter. Alhasil, hastag #HappyEunhyukDay sempat bertengger menjadi trending topik di Twitter. (wk/kr)